1.
Seorang yang mengamalkan sifat AL-MUQSITH, [Alloh Yang Maha
Mengadili], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan perbuatan
yang adil dengan senantiasa mengingat keadilan Alloh. Serta senantiasan
memberikan hak adami (rahmah) kepada sesama manusia ataupun makhluk lain tanpa
pilih kasih terhadap siapapun walaupun terhadap musuh sekalipun.
2.
Seorang yang mengamalkan sifat AL-WARITS,[Alloh Yang Maha
Mewarisi], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan keikhlasan
terhadap apa yang diberikan Alloh,selalu mengingat kebesaran Alloh,serta
memberikan shadaqah yang berguna yang menjadi kebutuhan pokok bagi kehidupan
manusia.
3.
Seorang yang mengamalkan sifat AN-NAAFI'U, [Alloh Yang Maha
Pemberi], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu
mensyukuri segala nikmat Alloh, berbuat hal yang dapat memberikan manfaat kepada
sesamanya, serta menjauhkan segala bentuk mafsadat yang dapat menyengsarakan
kehidupan manusia.
4.
Seorang yang mengamalkan sifat AL-BAASITH, [Alloh Yang Maha
Melapangkan], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu
mengingat pemberian Alloh kepada hamba-Nya, memberikan pencerahan hati dan
pikiran bagi sesama manusia, dan membantu meringankan segala beban dan
rintangan serta hambatan yang mengganggu kehidupan manusia.
5.
Seorang yang mengamalkan sifat AL-HAFIIDZ, [Alloh Yang Maha
Menjaga], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu
mengingat pertolongan Allog terhadap hamba-Nya dengan keyakinan bahwa Alloh
akan selalu menyertai dan menolong hamba-hamba yang isthiqomah dalam menapak
jalan kebenaran, serta membebaskan sesama manusia dari segala kemungkinan yang
menyesatkan kehidupan-Nya.
6.
Seorang yang mengamalkan sifat AL-WALI, [Alloh Yang Maha
Melindungi], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu
mengingat kekuasaan Alloh yangb tak terbatas dan memohon agar selalu dalam
lindungan-Nya.
7.
Seorang yang mengamalkan sifat AL-WADUUD,Alloh Yang Maha
Pengasih], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu
mengingat kasih sayang Alloh terhadap semua makhluk-Nya, dan hanya Allohlah
yang paling mengetahui hati hamba-hambanya, menghormati dan menghargai harkat
dan martabat manusia dan menjunjung tinngi kehormatan manusia.
8.
Seorang yang mengalkam sifat AR-ROOFI', [Alloh Yang Mha
Meninggikan], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan mencerminkan selalu
mengingat kekuasaan Alloh terhadap hamba-Nya, hanya Allohlah yang berhak
meninggikan derajat manusia dan Dia pula yang berhak merendahkan-Nya.
9.
Seorang yang mengamalkan sifat AL-MUI'IZZU, [Alloh Yang Mha
Memuliakan], maka dalam setiap lagkah kehidupannya akan mencerminkan selalu
mengingat kemuliaan dan keagungan Alloh, serta menjaga harkat dan martabat
manusia.
10. Seorang
yang mengamalkan sifat AL-AFUWW,
[Alloh Yang Maha Pemaaf], maka dalam setiap langkah kehidupannya akan
mencerminkan selalu mengingat akan harapan ampunan Alloh terhadap hamba-Nya
sehingga tidak mudah putus asa. Dan tidak segan meminta maaf kepada orang lain
atas kesalahan ataupun kekhilafan yang dilakukan dan senantiasa berusaha untuk
mendapatkan ampunan dari Alloh SWT.
v
QS SURAT AR
RUM AYAT ; 41-42 MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN
بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا
كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعُونَ
قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ
عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُشْرِكِينَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang
benar). (41)
Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari
mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". (42)
menurut
tafsir al mu'tabar
QS AR RUM
ayat 41 menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi tidak lain karena ulah
manusia itu sendiri yaitu melalkukan peperangan di luar koridoridor syariat
allah. dalam peperangan itu manusia membunuh manusia yang oleh Allah dilindungi
hak hidupnya, bahkan merusak segala tatanan alam yang ada.
sedangkan QS
AR RUM ayat 42 menekankan pentingnya kajian sejarah tentangnya perilaku
umat-umat terdahulu untuk menjadi pelajaran bagi generasi di belakangnya.
menururt
tafsir kontemporer
QS AR RUM
ayat 41-42 bisa menjadi dalil tentang kewajiban tentang melestarikan
lingkungan hidup, sebab terjadinya berbagai macam bencana juga karena ulah
manusia yang mengeksploitasi alam tanpa di imbangi dengan upaya pelestarian.
Terlebih
dahulu dalam QS AR RUM ayat 40 telah disebutkan bahwa perilaku
orang-orang musyrik tidak ada lain adalah bertuhan ganda. perbuatan syirik ini
di tuding oleh allah salah satu faktor utama timbulnya kerusakan di muka bumi.
maka kedua
ayat di atas (QS AR RUM ayat 41-42) lebih lanjut menjelaskan bahwa
tidak sedikit manusia dari kalangan bangsa-bangsa terdahulu menginjak-injak
hukum allah dengan malakukan berbagai bentuk perbuatan maksiat. di kalangan
mereka telah merajalela kezaliman dan keserakahan, yang kuat merampas hak-hak
kaum lemah. karena itu, kepada mereka allah tumpahkan azabnya tanpa satu pun
manusia yang mampu mengelaknya.
==================================================================================
3. Surat Al Fathir : 32
Surat Al Fathir : 32
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ ﴿٣٢﴾
Artinya :
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
Isi Kandungan :
Allah swt mewariskan kitab ( Al Quran ) kepada hamba hambanya yang terpilih untuk diamalkan dan dikerjakan apa yang diperintahkan dan dilarang dalam kitab tersebut. Dalam kenyataanya manusia memiliki berbagai ragam bentuk aktifitas untuk menerima dan mewarisi kitab yang telah Allah wariskan. Ada diantara mereka menanggapi kitab Allah dengan sungguh sungguh dan mengerjakanya dengan amal amal perbuatan baik karena mendapatkan ridho dan izin Allah, adapula yang menerima dengan seenaknya tanpa mau mengerjakan apalagi mentaati isi dan ajaran kitab Allah tersebut sehingga apa yang dilakukanya sesungguhnya seperti menganiaya diri sendiri. Karena manusia yang tidak mau beramal baik sesuai dengan kitab Allah sesungguhnya amal perbuatan itu akan kembali pada dirinya sendiri. Dan yang lebih banyak manusia itu ada di pertengahan yang terkadang taat namun dilain waktu manusia itu melanggar.
Kitab Allah ( Al-Quran ) merupakan satu pedoman hidup manusia baik untuk kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan hidup di akhirat. Agar manusia mampu meraih kedua hal tersebut maka manusia dituntut untuk mampu memahami, membaca, dan mengamalkan apa yang terkandung dalam kitab Allah tersebut. Orang Islam mempunyai kewajiban untuk mampu dan dapat membaca Al-quran dengan baik dan benar, memahami arti dan maknanya, serta mengamalkan apa yang ada didalamnya.
Sayid Sabiq dalam kitabnya telah membagi akhlak manusia kedalam tiga tingkatan :
1, Nafsu Amarah, ialah nafsu manusia yang tingkatanya paling rendah dan sangat hina karena senantiasa mengutamakan desakan dan bisikan hawa nafsu yang merupakan godaan syaitan.
2.Nafsu Lawwammah, ialah nafsu yang senantiasa menjaga amal manusia untuk berbuat salih dan berhati hati serta instropeksi terhadap kesalahan kesalahan apabila terperosok kedalam kemungkaran.
3Nafsu Muthmainah, ialah akhlak manusia yang paling tinggi derajatnya karena memiliki ruhani dan jiwa yang tenang, suci, dalam keadaan selalu melakukan kebaikan kebaikan dan beramal shalih. (1)
Allah SWT menurunkan Al Qur’an kepada nabi Muhammad.Al Qur’an merupakan mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad . Nabi Muhammad dan umatnya terpilih untuk menerima Al Qur’an . Dari sekian banyak umat para rasul terdahulu, nabi Muhammad dan umatnya yang terpilih.Yang di maksud umat nabi Muhammad adalah umat sejak Nabi Muhammad diutus hingga hari akhir.Dalam menerima Al Qur’an yang merupakan firman Nya , umat Nabi Muhammad terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Zalimun linafsihi ( mereka yang mendzalimi diri sendiri )
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ ﴿٣٢﴾
Artinya :
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.
Isi Kandungan :
Allah swt mewariskan kitab ( Al Quran ) kepada hamba hambanya yang terpilih untuk diamalkan dan dikerjakan apa yang diperintahkan dan dilarang dalam kitab tersebut. Dalam kenyataanya manusia memiliki berbagai ragam bentuk aktifitas untuk menerima dan mewarisi kitab yang telah Allah wariskan. Ada diantara mereka menanggapi kitab Allah dengan sungguh sungguh dan mengerjakanya dengan amal amal perbuatan baik karena mendapatkan ridho dan izin Allah, adapula yang menerima dengan seenaknya tanpa mau mengerjakan apalagi mentaati isi dan ajaran kitab Allah tersebut sehingga apa yang dilakukanya sesungguhnya seperti menganiaya diri sendiri. Karena manusia yang tidak mau beramal baik sesuai dengan kitab Allah sesungguhnya amal perbuatan itu akan kembali pada dirinya sendiri. Dan yang lebih banyak manusia itu ada di pertengahan yang terkadang taat namun dilain waktu manusia itu melanggar.
Kitab Allah ( Al-Quran ) merupakan satu pedoman hidup manusia baik untuk kebahagiaan di dunia maupun kebahagiaan hidup di akhirat. Agar manusia mampu meraih kedua hal tersebut maka manusia dituntut untuk mampu memahami, membaca, dan mengamalkan apa yang terkandung dalam kitab Allah tersebut. Orang Islam mempunyai kewajiban untuk mampu dan dapat membaca Al-quran dengan baik dan benar, memahami arti dan maknanya, serta mengamalkan apa yang ada didalamnya.
Sayid Sabiq dalam kitabnya telah membagi akhlak manusia kedalam tiga tingkatan :
1, Nafsu Amarah, ialah nafsu manusia yang tingkatanya paling rendah dan sangat hina karena senantiasa mengutamakan desakan dan bisikan hawa nafsu yang merupakan godaan syaitan.
2.Nafsu Lawwammah, ialah nafsu yang senantiasa menjaga amal manusia untuk berbuat salih dan berhati hati serta instropeksi terhadap kesalahan kesalahan apabila terperosok kedalam kemungkaran.
3Nafsu Muthmainah, ialah akhlak manusia yang paling tinggi derajatnya karena memiliki ruhani dan jiwa yang tenang, suci, dalam keadaan selalu melakukan kebaikan kebaikan dan beramal shalih. (1)
Allah SWT menurunkan Al Qur’an kepada nabi Muhammad.Al Qur’an merupakan mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad . Nabi Muhammad dan umatnya terpilih untuk menerima Al Qur’an . Dari sekian banyak umat para rasul terdahulu, nabi Muhammad dan umatnya yang terpilih.Yang di maksud umat nabi Muhammad adalah umat sejak Nabi Muhammad diutus hingga hari akhir.Dalam menerima Al Qur’an yang merupakan firman Nya , umat Nabi Muhammad terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Zalimun linafsihi ( mereka yang mendzalimi diri sendiri )
Golongan pertama (zalimun linafshihi) adalah orang-orang yang lebih banyakBerbuat kesalahan daripada kebaikannya . mereka lebih sering melakukan perbuatan buruk daripada perbuatan baik . Mereka lebih sering meninggalkan perintah Allah daripada menjalankan perintah Nya. Orang yang termasuk golongan ini menolak Al Qur’an dan memilih jalan hidup yang lain. Mereka tidak mau menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan.
2. Muqtasid (
mereka yang pertengahan )
Golongan kedua (muqtasid) adalah terdiri atas orang-orang yang kebaikannya sama dengan keburukan yang di lakukannya. Orang-orang yang termasuk golongan ini menjalankan perintah Allah tetapi juga menjalankan laranganNya.Mereka mau menerima Al Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup, tetapi mereka masih banyak melakukan kesalahan.
Golongan kedua (muqtasid) adalah terdiri atas orang-orang yang kebaikannya sama dengan keburukan yang di lakukannya. Orang-orang yang termasuk golongan ini menjalankan perintah Allah tetapi juga menjalankan laranganNya.Mereka mau menerima Al Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup, tetapi mereka masih banyak melakukan kesalahan.
3. Sabiqun
bilkhairat ( mereka yang lebih dahulu berbuat kebaikan )
Golongan ketiga (sabiqun bilkhairat) terdiri atas orang-orang yang kebaikannya sangat banyak dan sangat jarang berbuat kesalahan. Mereka yang termasuk golongan ini adalah orang-orang yang selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Nya. Mereka menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Mereka tidak pernah mengerjakan apa yang di larang oleh Al Qur’an.Orang-orang yang masuk golongan ini selalu menjalankan perintah-perintah yang hukumnya wajib dan sunnah. Mereka menin ggalkan segala sesuatu yang haram hukumnya dan menghindari yang subhat.Allah SWT telah menyediakan surga dengan segala kenikmatannya bagi golongan ini.
Orang-orang yang termasuk golongan ketiga ini merupakan golongan yang mendapat karunia yang terbesar,selain itu juga mereka termasuk orang-orang yang beruntung karena menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dan menjalankan apa yang di perintahkannya.Mereka melakukan perbuatannya dengan ikhlas karena Allah.Kelak Allah akan membalas segala perbuatannya.
Golongan ketiga (sabiqun bilkhairat) terdiri atas orang-orang yang kebaikannya sangat banyak dan sangat jarang berbuat kesalahan. Mereka yang termasuk golongan ini adalah orang-orang yang selalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Nya. Mereka menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup. Mereka tidak pernah mengerjakan apa yang di larang oleh Al Qur’an.Orang-orang yang masuk golongan ini selalu menjalankan perintah-perintah yang hukumnya wajib dan sunnah. Mereka menin ggalkan segala sesuatu yang haram hukumnya dan menghindari yang subhat.Allah SWT telah menyediakan surga dengan segala kenikmatannya bagi golongan ini.
Orang-orang yang termasuk golongan ketiga ini merupakan golongan yang mendapat karunia yang terbesar,selain itu juga mereka termasuk orang-orang yang beruntung karena menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dan menjalankan apa yang di perintahkannya.Mereka melakukan perbuatannya dengan ikhlas karena Allah.Kelak Allah akan membalas segala perbuatannya.
(2)
Orang-orang yang mampu mengatasi masalah dengan baik hanyalah orang yang bersandar pada kitab (hukum, ketentuan, atau ilmu pengetahuan) dari Allah SWT.
Islam agar kita berusaha keras dalam menuntut ilmu pengetahuan dan hal itu sekaligus menjadi kita selama hidup. Menuntut ilmu pengetahuan harus di sertai pula dengan keimanan yang kuat agar mencapai derajat yang tinggi, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah menempatkan orang-orang yang beriman, berilmu dan beramal shaleh sesuai dengan ilmunya padaderajat yang paling tinggi. Allah SWT Pasti meninggikan derajat orang-orang yang dalam dirinya yang dalam dirinya terdapat tiga hal, yaitu kaimanan, ilmu pengetahuan, dan amal shaleh.
Sebelum kehadiran islam, peluang menimba umum bukanlah sesuatu yang umum. Tidak semua orang diberikan hak untuk menuntut ilmu, kecuali merupakan monopoli kelompok-kelompok tertentu, seperti kalangan pemerintah, aristocrat, keluarga-keluarga ternama, dan keluarga-keluarga kerajaan.
Seseorang akan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat apabila menguasai ilmunya. Landasan kehidupan yang paling utama adalah iman dan pengiringnya adalah Ilmu. Iman yang tak di sertai Ilmu dapat membawa perilaku seseorang kepada hal-hal yang menyimpang dari aturan Illahi.Contohnya, Ilmu Manusia tentang tenaga atom. Alangkah bergunanya Ilmu itu apabila disertai Iman yang sempurna karena hasilnya akan membawa manfaat yang besar bagi seluruh manusia. Dan apabila tidak di iringi oleh iman, ilmu tersebut dapat dipergunakan untuk memusnahkan manusia karena jiwanya tidak dikontrol oleh iman.
Orang-orang yang mampu mengatasi masalah dengan baik hanyalah orang yang bersandar pada kitab (hukum, ketentuan, atau ilmu pengetahuan) dari Allah SWT.
Islam agar kita berusaha keras dalam menuntut ilmu pengetahuan dan hal itu sekaligus menjadi kita selama hidup. Menuntut ilmu pengetahuan harus di sertai pula dengan keimanan yang kuat agar mencapai derajat yang tinggi, baik di dunia maupun di akhirat.
Allah menempatkan orang-orang yang beriman, berilmu dan beramal shaleh sesuai dengan ilmunya padaderajat yang paling tinggi. Allah SWT Pasti meninggikan derajat orang-orang yang dalam dirinya yang dalam dirinya terdapat tiga hal, yaitu kaimanan, ilmu pengetahuan, dan amal shaleh.
Sebelum kehadiran islam, peluang menimba umum bukanlah sesuatu yang umum. Tidak semua orang diberikan hak untuk menuntut ilmu, kecuali merupakan monopoli kelompok-kelompok tertentu, seperti kalangan pemerintah, aristocrat, keluarga-keluarga ternama, dan keluarga-keluarga kerajaan.
Seseorang akan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat apabila menguasai ilmunya. Landasan kehidupan yang paling utama adalah iman dan pengiringnya adalah Ilmu. Iman yang tak di sertai Ilmu dapat membawa perilaku seseorang kepada hal-hal yang menyimpang dari aturan Illahi.Contohnya, Ilmu Manusia tentang tenaga atom. Alangkah bergunanya Ilmu itu apabila disertai Iman yang sempurna karena hasilnya akan membawa manfaat yang besar bagi seluruh manusia. Dan apabila tidak di iringi oleh iman, ilmu tersebut dapat dipergunakan untuk memusnahkan manusia karena jiwanya tidak dikontrol oleh iman.
Intinya isi kandungan surat Fatir ayat 32 adalah upaya-upaya memahami hal-hal sbb.
a) kitab al-Qur’an merupakan pedoman dan petunjuk bagi orang-orang yang
bertakwa
b) ada sebahagian orang yang tidak mau memiliki kemampuan untuk membaca, memahami dan melaksanakan isi kandungan al-Qur’an sehingga mereka termasuk orang yang menganiaya pada diri mereka sendiri.
c) bagi orang yang banyak berbuat kebajikan, maka ia akan dimasukkan ke Sorga Adn yaitu sorga yang penuh dengan kenikmatan
C. penerapan sikap dan prilaku
1. membuat target dalam sehari untuk melakukan kebaikan sebanyak mungkin
2. menghindari dikap ceroboh atau melakukan kasalahan yang sama berulangkali.
3. menyerahkan hasil akhir penilaian itu hanya kepada Allah SWT.
4. bercermin dari kemajuan atau prestasi orang lain.
5. mencari sisi positif dari tokoh atau sosok yang berprestasi positif untuk di teladani.
6. suka melakukan introspeksi diri dan tidak jemu belajar memperbaiki diri.
7. berkerja semaksimal mungkin demi mendapatkan manfaat bersama.
8. bersaing secara sehat dalam hal-hal yang sifatnya baik atau positif.
9. yakin bahwa Allah tidak melewatkan penilaian amal kebaikan kita sedikitpun.
10. rajin belajar dan bertanya apabial mendapat kesulitan atau belum memahami.
11. menghormati dan menghargai orang yang banyak memiliki ilmu pengetahuan.
12. tidak memandang kemuliaan orang lain dari sisi banyaknya harta yang dimiliki.
13. melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya di segala kesempatan.
14. menaati perintah Rasulullah SAW. dan menjauhi apa yang dilarangnya.
15. Rajin menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu yang telah di peroleh.
16. senantiasa berdo’a kepada Allah agar diberi kemudahan dalam menuntut ilmu.
17. menghormati orang tua dan guru maupun para ulama (orang yang berilmu) (3)
Nilai amal shaeh sangat erat kaitannya dengan iman. Amal yang tidak idasari dengan iman (bukan karena Allah) tidak dapat memberikan pahala kpada kita walaupun sebesar langit dan bumi sehingga amalan yang ita lakukan tidak akan mendapat nilai di sisi Allah. Al Qur’an dalam hal ini antara lin menyatakan sebagai berikut.
orang yang mati dalam kekafiran (tidak bertobat) tidak akan diterima amalannya
orang-orang yang musyrik akan dihapus amalannya
amal perbuatan orang kafir akan sia-sia
orang kafir akan ditimpakan siksa di dunia dan di akhirat
orang kafir dan musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka
orang yang tidak beriman kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan di dunia saja. (4)
Surat ini adalah surat ke 35 dalam Al Qur’an yang berisikan 45 ayat. Tergolong surat makiyah maka isi ayat ini lebih kepada menerangkan tentang tingkatan-tingkatan seorang muslim dalam mengamalkan kitab (Al Qur’an). Di ayat ini disebutkan tiga golongan yang menerima kitab.
Nilai amal shlaeh sangat erat kaitannya dengan iman. Amal yang tidak idasari dengan iman (bukan karena Allah) tidak dapat memberikan pahala kpada kita walaupun sebesar langit dan bumi sehingga amalan yang ita lakukan tidak akan mendapat nilai di sisi Allah. Al Qur’an dalam hal ini antara lin menyatakan sebagai berikut.
· orang yang mati dalam kekafiran (tidak bertobat) tidak akan diterima amalannya
· orang-orang yang musyrik akan dihapus amalannya amal perbuatan orang kafir akan sia-sia
· orang kafir akan ditimpakan siksa di dunia dan di akhirat
· orang kafir dan musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka
· orang yang tidak beriman kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan di dunia saja.
==================================================================================
A.
Al-Hajj الحج
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ
تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ
وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِي الْأَرْحَامِ مَا
نَشَاءُ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا
أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّىٰ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ
أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ وَتَرَى
الْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ
وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa
yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada
kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu
yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering,
kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
B. ISYRAF, TABZIR, GHIBAH DAN FITNAH
Pengertian Isyraf, Yang dimaksud dengan isyraf ialah sutu sikap jiwa yang memperturutkan keinginan yang melebihi semestinya. Seperti makan terlalu kenyang, berpakaian terlalu dalam menybabkan menyapu lantai atau tanah, Menguber hawa nafsu yang berlebihan, sehingga dapat melanggar norma-norma Susila, agama, dan hukum.lihat al-Qur’an online di google
Artinya:”Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan”.
2. Pengertian Tabzir
Yang dimaksud dengan tabzir ialah menggunakan/
membelanjakan harta kepada hal yang tidak perlu, atau disebut juga boros. Alah
menganggap orang tersebut sebagai temannya syetan. Allah berfirman.lihat al-Qur’an online di google
Artinya:” Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang
dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS Al Isra’ :
26-27)
3. Pengertian Ghibah.
Ghibah ialah mempergunjingkan orang lain tentang aib lain
atau sesuatu yang apabila didengar oleh orang dibicarakan dia akan benci. Dalam
sebuah ayat Allah menggambarkan laksana orang memakan daging saudara yang sudah
mati. Allah berfirman. .lihat al-Qur’an
online di google
.Artinya :” Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.”( QS. Al Hujurat : 12)
- Pengertian Fitnah.
Fitnah adalah suatu sipat yang tercela ,
suatu usaha seseorang untuk mencemarkan nama baik seseorang, sehingga orang
yang tidak mengerti persoalan menganggap bahwa fitnah itu benar. Sehingga opini
masyarakat akan negative kepada kelompok atau seseorang yang kena fitnah tersebut.
Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan . .lihat al-Qur’an online di google
Artinya:”Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai
mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan
fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan
janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka
memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka
bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir. Dan perangilah
mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya
semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak
ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.”( QS Al Baqarah : 192-193 )
C. Al-Baqarah
البقرة
وَإِذْ قَالَ
رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا
أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ
بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Al Qur'an surat Al-Baqarah ayat 30
Al Qur'an surat Al-Baqarah ayat 30
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا
فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُواْ يَأْتِ بِكُمُ اللّهُ جَمِيعاً
إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
[Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah kalian (berbuat) yang terbaik. Di mana saja
kalian berada pasti Allah akan mengumpulkanmu semua (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.]
[And
every one has a direction to which he should turn, therefore hasten to (do)
good works; wherever you are, Allah will bring you all together; surely Allah
has power over all things.]
- Bacaan Surah Al – Bayyinah ayat 5
وﻤﺎ ﺃ ﻤﺮوﺍﺇﻻ
ﻟﯾﻌﺑﺪوﺍﺍﷲ ﻤﺨﻟﺼﯾﻦ ﻟﻪ ﺍ ﻟﺪ ﯾﻦ ﺤﻨﻓﺎﺀ وﯾﻘﯾﻤوﺍﺍ ﻟﺼﻟوﺓ وﯾﺅﺘوﺍﺍﻟﺯﻛوﺓۚ وﺬ ﻟﻙ ﺪ ﯾﻥ ﺍ
ﻟﻘﯾﻣﺔ
- Arti Kata atau Mufradah
Lafadh atau Kalimat
|
Arti atau Terjemahan
|
وﻣﺎﺃﻣﺮوﺍ
|
Mereka tidak disuruh
|
ﺇﻻﻟﯾﻌﺑﺪوﺍﺍﷲ
|
Kecuali supaya menyembah Allah
|
ﻣﺨﻟﺻﻳﻦﻟﻪﺍﻟﺪﻳﻦﺤﻨﻔﺎﺀ
|
Dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus
|
وﻳﻗﻳﻣوﺍﺁﻟﺻﻟوﺓوﻳﺅﺘوﺍﺁﻟﺯ
ﻛوﺓۚ
|
Dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat;
|
وﺫﻟﻙﺪﻳﻥﺁﻟﻘﻳﻤﺔ
|
Dan yang demikian itulah agama yang lurus
|
Terjemahan :
“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Allah SWT dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah
agama yang lurus “ ( Q.S. Al-Bayyinah :5 ).
- Isi Kandungan Surah Al-Bayyinah ayat 5
a.
Manusia diciptakan hanya untuk menyembah kepada Allah SWT
b. Manusia
diwajibkan mengingat Allah SWT diwaktu berdiri, duduk, maupun berbaring Firman
Allah SWT
c.
Menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dengan menjauhkan
diri dari sifat-sifat kemusyrikan. Artinya menjalankan agama haruslah dengan
lurus, yaitu jauh dari syirik dari kesesatan-kesesatan.
Wujud dari sifat musyrik dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1) Percaya
adanya Allah, tetapi tidak mau melaksanaka perintah-Nya,
2) Memutuskan
perkara tidak sesuai dengan ketentuan Allah padahal ia mengetahui dan menyakini
kebenaran hukum Allah SWT,
Firman Allah SWT :
وﻟﻳﺤﻛﻤﺃﻫﻝﭐﻹﺠﻳﻝﺑﻤﺎﺃﻨﺯﻝﭐﷲﻓﻳﻪۚﻭﻤﻥﻟﻣﭹﻛﻢﺑﻤﺎﺃﻧﺯﻝ
ﭐﷲﻔﺄﻮﻟﺈﻙﻫﻡﭐﻟﻔﺴﻗﻮﻦ
Artinya : Dan hendaklah orang-orang pengikut injil, memutuskan perkara
menurut apa yang diturunkan Allah didalamnya. Barang siapa tidak memutuskan
perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang fasik. ( Q.S. Al-Maidah : 47 )
d. Allah
memerintahkan supaya manusia menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan-Nya dan
tidak menyekutukan Allah dan berbuat baik kepada ibu bapak, kerabat, anak-anak
yatim, orang miskin, tetangga baik yang dekat maupun yang jauh, ibnu sabil dan
hamba sahaya. Firman Allah SWT :
ﻮﭐﻋﺑﺩﻮﭐﺍﷲﻮﻻﺘﺸﺭﻜﻮﭐﺑﻪﺸﻳﺛﺎۖﻮﺑﺎﻟﻮﻟﺪﻳﻦﺇﺤﺴﻧﺎﻮﺑﺬﻰ
ﭐﻗﺮﺑﻯﻮﭐﻟﻴﺗﻣﻯﻮﭐﻟﻣﺴﻜﻴﻦﻮﭐﻟﺟﺎﺭﺫﻯﭐﻟﻗﺭﻮﭐﺑﻰﻮﭐﻟﺟﺎﺭ
ﭐﻟﺟﻨﺏﻮﭐﻟﺿﺎﺣﺏﺑﭑﻟﺟﻨﺏﻮﭐﺑﻦﭐﻟﺴﺑﻴﻞﻮﻤﺎﻤﻟﻛﺕ
ﺃﻴﻤﻨﻛﻡۗﺇﻥﭐﷲﻻﻴﺤﺏﻤﻥﻛﺎﻥﻣﺨﺗﺎﻻﻓﺨﻭﺭﺍ
Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya mu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan
diri, (Q.S. An Nisa : 36).
Allah SWT berfirman dalam hadist qudsi :
ﻣﻥﻋﻤﻞﻋﻤﻼﺍﺸﺭﻚﻔﻴﻪﻋﻴﺭﻱﺗﺭﻜﺜﻪﻠﺸﺭﻴﻜﻲ
Artinya : “ Barang siapa mengerjakan sesuatu amal,
ia menyekutukan kepada selain ku , Aku biarkan amalnya itu untuk sekutu-Ku itu
“ (H.R. Muslim).
e.
Keikhlasan dalam beribadah hakekatnya tidak dapat dipisahkan dengan niat
ikhlas. Niat dalam kaitannya dengan pelaksanaan ibadah dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu :
a) Niat ibadah,
yaitu menghinakan diri dan tunduk secara sempurna untuk menyatakan kehinaan dan
kehambaan,
b) Niat Taat,
yaitu melaksanakan apa yang Allah kehendaki,
c) Niat kuban, yaitu
melaksanakan ibadah dengan maksud dapat pahala,
Menurut Manazilus-Sa’irin, ikhlas itu
ada tiga derajat, yaitu :
a) Tidak
melihat amal sebagai amal, tidak mencari imbalan dari amal dan tidak puas
terhadap amal,
b) Malu
terhadap amal sambil tetap berusaha. Artinya merasa amalnya itu belum layak
dilakukan karena Allah, tetapi ama itu tetap diupayakan.
c) Memurnikan
amal, maksudnya adalah melakukan amal berdasarkan ilmu agama.
Tingkatan-tingkatan Ikhlas dalam ibadah :
a) Melaksanakan
ibadah karena takut akan azab.
Firman Allah SWT :
ﻭﭐﻠﺫﻴﻦﻴﺆﺗﻭﻦﻤﺂﺀﺍﺗﻭﭐﻭﻗﻠﻭﺑﮩﻡﻭﺟﻠﺔﺃﻨﮩﻡﺇﻠﻰﺮﺒﮩﻡﺮ
ﺟﻌﻭﻦ
Artinya : Dan orang-orang yang memberikan apa yang
telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (Karena mereka tahu bahwa)
sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka ( Al-Mukminun : 60 )
b)
Melaksanakan ibadah karena membesarkan Allah. Beribadah karena sesuatu
maksud keduniawian disebut riya’, syirik.
Q.S. Al- mu'minun : 12-14
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
"Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah."(Q.S.
Al- mu'minun : 12)
ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ
"Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)."(Q.S.
Al- mu'minun : 13)
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."(Q.S. Al- mu'minun : 14)
============================================================
Pengertian Taubat dan Raja’
- Pengertian Taubat
- Kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh dari Allah keada jalan yang lebih dekat kepada Allah.
- Membersihkan hati dari segala dosa
- Mendingkalkan keinginan untuk melakukan kejahatan, seperti yang pernah dilakukan karena mengagungkan nama Allah SWT dan merjauhkan diri dari kemukaan-Nya.
Hukum taubat adalah wajib bagi setip muslim
atau muslimah yang sudah mukallaf (balig dan berakal). Allah SWT berfirman:
“Bertaubatlah kumu sekalian kepada Allah hai
orang-orang yang beriman. Supaya kamu beruntung”. (QS. An-nur 24:31)
Taubat baru dinggap sah dan dapat menghapus dosa
apabila telah memenuhi syarat yang telah di tentukan. Bila dosa itu terhadap
Allah SWT. Maka syarat taubatnya ada tiga macam, yaitu :
- Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat
- Meninggalakan perbuatan maksiat itu
- Bertekan dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulangi lagi perbuatan maksiat itu.
Namun bila dosa itu terhadap sesama manusia, maka
syarat taubatnya ditambah dua lagi yaitu :
- Meminta maaf terhadap orang yang dizalimi atau dirugikan
- Mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang dialaminya akibat perbuatan zalim itu atau minta kerelaannya.
Dosa terhadap sesama manusia akibat perbuatan
zalim itu hendaknya disellesaikan di dunia ini juga. Karena kalau tidak.,
pelaku dosanya di alam akhirat termasuk orang yang merugi bahkan celaka.
Apabila seorang telah terlanjur berbuat dosa, kemudian bertaubat dengan
sebenar-benarnya, tentu ia akan memperoleh banyak hikmah dan manfaat. Tentu
saja taubat yang dilakukan harus memenuhi syarat taubat seperti tersebut. Adapu
hikmah daan manfaat yang diperoleh dari taubat itu antara lain: dosanya
diampuni, memperolah rahmat Allah, dan bimbingan untuk masuk surga. Allah
SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah
kepada Allah dengan taubat semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan
menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga”. (Q.S
At-Tahrim, 66 : 8)
Perlu diketahui dan disadari oleh setiap orang
yang telah terlanjur berbuat dosa, bahwa seorang yang telah membaca istigfar
(mohon ampunan dosa kepada Allah), tetapi terus menerus berbuat dosa, maka ia
akan dianggap telah mengolok-ngolok Tuhannya. Demikian juga seorang yang
berbuat dosa dan baru bertaubat ketika “sakaratul maut” maka taubatnya tidak
akan diterima Allh SWT.
- Pengertian Raja’
Raja’ ialah mengharap keridaan Allah SWT. Dan
rahmatnya. Rahmat adalah segala karunia Allah SWT. Yang mendatangkan manfaat
dan nikmat. Raja’ termasuk akhlakul karimah terhadap Allah SWT, yang manfaatnya
dapat mempertebal iman dan mendekatkan diri kapada Allah SWT. Muslim yang
mengharapkan ampunan Allah, berarti ia mengakui bahwa Allah itu maha Pengampun.
Muslim yang mengharapkan agar Allah melimpahkan kebahagiaan di dunia dan
akhirat, berarti ia meyakini bahwa Allah itu maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap muslim senantiasa berharap memperoleh
ridlo dan rahmat Allah, sebagai bukti penghambaan kapada-Nya. Allah SWT telah
memperintahkan kepada orang-orang yang beriman agar banyak berdoa kepada Allah
SWT, dengan berharap Allah SWT akan mengabulkan doanya.
Seseorang yang berharap rido dan
rahmat Allah SWT, bahagia di dunia dan akhirat tentu harus berusaha dengan
melakukan perbuatan-perbuatan yang menyababkan apa yang diharapkannya itu
terwujud. Jika ia hanya berharap saja tanpa mau berusaha itu namanya
berangan-angan kosong atau berhayal.
Pengertian Kedudukan dan Fungsi Al-Qur’an, hadis dan ijtihad
1. Pengertian
• Secara harfiah,Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang artinya bacaan atau himpunan.Al-Qur’an berarti bacaan,karena merupakan kitab yang wajib dibaca dan dipelajari,dan berarti himpunan karena merupakan himpunan firman-firman Allah SWT (wahyu).Menurut istilah,Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada rasul/nabi terakhir Nabi Muhammad SAW,yang membacanya adalah ibadah
• Secara harfiah,Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang artinya bacaan atau himpunan.Al-Qur’an berarti bacaan,karena merupakan kitab yang wajib dibaca dan dipelajari,dan berarti himpunan karena merupakan himpunan firman-firman Allah SWT (wahyu).Menurut istilah,Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada rasul/nabi terakhir Nabi Muhammad SAW,yang membacanya adalah ibadah
.
2. Kedudukan
• Al-Qur’an sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam,baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri,hubungan manusia dengan Allah SWT,hubungan manusia dengan sesamanya,dan hubungan manusia dengan alam
• Al-Qur’an sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam,baik yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri,hubungan manusia dengan Allah SWT,hubungan manusia dengan sesamanya,dan hubungan manusia dengan alam
.
3. Fungsi
• Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
• Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
A. Pengertian
• Perkataan hadis berasal dari bahasa Arab yang artinya baru,tidak lama,ucapan,pembicaraan,dan cerita.Menurut istilah ahli hadis yang dimaksud dengan hadis adalah segala berita yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW,berupa ucapan,perbuatan,dan takrir (persetujuan Nabi SAW) serta penjelasan sifat-sifat Nabi SAW.
B. Kedudukan
• Para ulama Islam berpendapat bahwa hadis menempati kedudukan pada tingkat kedua sebagai sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an.Mereka beralasan kepada dalil-dalil Al-Qur’an surah Ali-’Imran,3:132,surah Al-Ahzab,33:36 dan Al-Hasyr,59:7,serta hadis riwayat Turmuzi dan Abu Daud yang berisi dialog antara Rasulullah SAW dengan sahabatnya Mu’az bin Jabal tentang sumber hukum Islam.
C. Fungsi
• Fungsi atau peranan hadis (sunah) di samping Al-Qur’anul Karim adalah:1) Mempertegas atau memperkuat hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an (bayan at-taqriri atau at-ta’kid).2) Menjelaskan,menafsirkan,dan merinci ayat-ayat Al-Qur’an yang masih umum dan samar (
• bayan at-tafsir).3) Mewujudkan suatu hukum atau ajaran yang tidak tercantum dalam Al-Qur’an (bayan at-tasyri;namun pada prinsipnya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an.
Pengertian,Kedudukan,dan Fungsi Ijtihad
A. Pengertian
• Menurut pengertian kebahasaan kata ijtihad berasal dari bahasa Arab,yang kata kerjanya “jahada”,yang artinya berusaha dengan sungguh-sungguh.
B. Kedudukan
• Ijtihad menempati kedudukan sebagai sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an dan Hadis.Dalilnya adalah Al-Qur’an dan Hadis.Allah SWT berfirman:Artinya:”Dan dari mana saja kamu keluar maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram dan di mana saja kamu (sekalian) berada maka palingkanlah wajahmu ke arahnya.”(Q.S.Al-Baqarah,2:150)
C. Fungsi
• Fungsi ijtihad ialah untuk menetapkan hukum sesuatu,yang tidak ditemukan dalil hukumnya secara pasti di dalam Al-Qur’an dan Hadis.
CONTOH BERIMAN PADA HARI AKHIR
1. Meminjami buku catatan pada teman yang saat dispen
2. Membayar amal
3. Membantu ibu membersihkan rumah
4. Meminjami uang teman saat membutuhkan
5. Membantu anak saat terjatuh
6. Menyingkirakan batu di jalan
7. Membuang samaph pada tempatnya
8. Membaca Al-Qur’an dan maknanya
9. Memberi sedekah pada orang-orang yang kurang mampu
10. Membantu ibu mencuci baju
11. Menyapu kelas
12. Shalat 5 waktu
13. Shalat tahaju di sepertiga malam
14. Shalat jama’ah dimasjid maupun dimushola
15. Berdzikir
16. Berkumpul dengan orang-orang shaleh
17. Berkunjung kerumah bapak atau ibu guru saat lebaran
18. Tidak mengejek teman
19. Tidak memukul teman
20. Tidak menggunjing teman
21. Tidak berbicara kotor
22. Tidak meminum-minuman keras
23. Tidak menyekutukan allah dan utusan-utusannya
24. Hormat kepada bapak/ibu guru
25. Hormat kepada orang tua
26. Membantu ibu mencuci piring
27. Tidak memukul teman
28. Membantu guru membersihkan tulisan dipapan tulis
29. Tidak bebuat zina
30. Shalat tepat waktu
31. Menjalankan ibadah puasa sesuai ketentuan
32. Tidak menggunakan narkoba
33. Memakan makanan yang baik dan halal
34. Memakai baju yang menutupi aurot
35. Memandikan orang yang meninggal
36. Mengkhafani orang yang meninggal
37. Menshalatkan orang yang meninggal
38. Menguburkan orang yang meninggal
39. Membayar hutang kepada orang lain
40. Tidak makan secara berlebihan
41. Tidak menjadi orang yang sombong
42. Tidak membeda-bedakan yang kaya dengan yang miskin
43. Tidak membeda-bedakan yang pintar dengan yang bodoh
44. Tidak memilih-milih dalam berteman
45. Tidak makan ditempat umum pada saat bulan ramadhan
46. Bertanggung jawab saat menghilangkan pensil teman
47. Saat kita makan ada teman yang dating, maka mengajaknya makan pula
48. Mengantarkan teman pulang tanpa memikirkan uang bensin
49. Menghadapi cobaan dari allah dengan lapang dada
50. Berdoa agar diselamatkan di akhirat
2. Membayar amal
3. Membantu ibu membersihkan rumah
4. Meminjami uang teman saat membutuhkan
5. Membantu anak saat terjatuh
6. Menyingkirakan batu di jalan
7. Membuang samaph pada tempatnya
8. Membaca Al-Qur’an dan maknanya
9. Memberi sedekah pada orang-orang yang kurang mampu
10. Membantu ibu mencuci baju
11. Menyapu kelas
12. Shalat 5 waktu
13. Shalat tahaju di sepertiga malam
14. Shalat jama’ah dimasjid maupun dimushola
15. Berdzikir
16. Berkumpul dengan orang-orang shaleh
17. Berkunjung kerumah bapak atau ibu guru saat lebaran
18. Tidak mengejek teman
19. Tidak memukul teman
20. Tidak menggunjing teman
21. Tidak berbicara kotor
22. Tidak meminum-minuman keras
23. Tidak menyekutukan allah dan utusan-utusannya
24. Hormat kepada bapak/ibu guru
25. Hormat kepada orang tua
26. Membantu ibu mencuci piring
27. Tidak memukul teman
28. Membantu guru membersihkan tulisan dipapan tulis
29. Tidak bebuat zina
30. Shalat tepat waktu
31. Menjalankan ibadah puasa sesuai ketentuan
32. Tidak menggunakan narkoba
33. Memakan makanan yang baik dan halal
34. Memakai baju yang menutupi aurot
35. Memandikan orang yang meninggal
36. Mengkhafani orang yang meninggal
37. Menshalatkan orang yang meninggal
38. Menguburkan orang yang meninggal
39. Membayar hutang kepada orang lain
40. Tidak makan secara berlebihan
41. Tidak menjadi orang yang sombong
42. Tidak membeda-bedakan yang kaya dengan yang miskin
43. Tidak membeda-bedakan yang pintar dengan yang bodoh
44. Tidak memilih-milih dalam berteman
45. Tidak makan ditempat umum pada saat bulan ramadhan
46. Bertanggung jawab saat menghilangkan pensil teman
47. Saat kita makan ada teman yang dating, maka mengajaknya makan pula
48. Mengantarkan teman pulang tanpa memikirkan uang bensin
49. Menghadapi cobaan dari allah dengan lapang dada
50. Berdoa agar diselamatkan di akhirat
=======================================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar