BAB I
PENDAHULUAN
A .Latar Belakang Masalah
Dewasa ini Bangsa yang ingin maju
harus memiliki pendidikan yang tinggi disertai dengan jiwa dan aktifitas yang
baik ,ilmu yang tinggi dapat mengakibatkan kehancuran dan kebinasaan.pendidikan
juga harus mampu dalam rasa cita dan kesetian kawanan.
Untuk mencapai tujuan tersebut anak
harus di didik , dibina kepribadiannya, dibekali dengan ilmu pengetahuan dan
penyuluhan merupakan suatu ketentuan –ketentuannya yang harus dilaksanakan oleh
setiap keluarga dan sekolah.
Alangkah idealnya jika orang tua
dalam hal ini turut membantu guru dalam mencapai keberhasilan pendidikan
anaknya. Seseorang ahli filsafat M. Arifin menyebutka; “Orang tua sebagai pembentuk dan pemimpin
dalam keluarga mempunyai kekuasaan pendidikan dipergunakan untuk memelihara
anak atau membimbingnya sehingga anak menjadi manusia dewasa yang seif standing
yang memiliki rasa tanggung jawab, keluarga, ayah dan ibu dan mematuhi
peraturan –peraturan dalam keluarga.
Denggan ini penulis ingin membahas
lebih lanjut peper ini denggan judul “Bimbingan
orang tua Dalam Keluarga dan Pentingnya Pendidikan Agama Bagi Anak “, semoga
dengan pembahasan ini, para orang tua dalam mendidik dan mendidikk anak menjadi
manusia yang berkualitas dalam segala kehidupan.
B . Rumusan Masalah
- Bagaimana islam memadang anak.
- Apa pesan islam dalam memelihara kelangsugan hidup anak.
- Bagaimana peranan keluarga terhadap pendidikan agama terhadap anak.
C . Tujuan Masalah
1.Membahas kedudukan anak dalam
pandangan anak.
2.Menguraikan / menjelaskan pesan-pesan islam memelihara
Kelangsungan hidup anak.
3.Membahas / menguraikan peranan keluarga terhadap
pendidikan bagi anak.
D . Metode Penulisan
Metode penulisan karya ilmiah ini
penulis menggunakan metode “Library
Research ( penulisan kepustakaan ) yaitu
dengan mengadakan menelaah buku-buku atau bahan-bahan lainnya yang telah
disajikan oleh para ahli kitab yang berhubungan antara satu dengan lainnya, dan
penulis juga u menggunakan metode “Analogi “yaitu menganalisa seluruh rujukan
yang membandingkan dengan ayat-ayat AI-Qur’an dan Hadist-hadist sebagai ruiukan yang mutlak.
C . Sistematika Penulisan
Agar penulisan paper ini
terarah,penulis menyusun suatu kerangka dengan bab-bab yang akan penulis bahas
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB. I Pendahuluan
dengan 5 sub judul yaitu Latar belakang Masalah,Rumusan Masalah,Tujuan pembahasan, metode
penulisan, dan Sistematika penulisan .
BAB. II Pembahasan dengan 3 Sub judul yaituu
Memelihara kelangsungan Hidup anak
Menurut pandangan islam dengan 2 pembagian yaitu Kedudukan Agar dalam pandangan
islam, Memelihara Kelangsungan Hidup Anak pentingnya pendidikan
Agama di masa Balita,peranan keuarga dalam pembinaan manusia menurut lslam.
BAB. III Penutup dengan 2 Sub judul yaitu Kesimpulan
dan saran-saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MEMELIIHARA
KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MENURUT ISLAM
Salah satu sisi dari wawasan
dalam lslam adalah Rahmatan Lil’Alamin”yaitu menjadi rahmat bagi kehidupan
alam. Oleh karena itu ajaran lslam dan hukum-hukumnya selalu mengacu pada
hal-hal sebagai berikut :
a. Mendidik individu sebagai elemen dasar masyarakat
kesadaran ibadah, sebagai upaya perwujudan manusia yang berkualitas utuh, Rohani dan jasmani, manusia yang berperilaku
etis dan regilius.
b. Menegakkan keadilan dalam kehidupan
sosial, baik terhadap sesama manusia maupun dengan pihak lain , keadilan dalam
ajaran lslam bersifat hakiki, tidak dapat di halangi oleh macam-macam potensi
maupun kepentingan.
Arytinya ; ‘’Dan jaganlah sekali-kali kebencian terhadap suatu kaum ,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil,
berlaku adilan, karena keadilan itu lebih mendekati ketakwaan’’(Almaidah: 8)
c. Melindungi
hak-hak azasi manusia, termasuk didalamnya melindugi hak kebebasan beragama,
kebebasan berprestasi, memandang manusia sebagai makhluk yang merdeka,
meskipun semua kebebasan tersebut tidak terlepas dari tanggung jawab, baik
kepada dirinya sendiri maupun kepada sesama manusia yang kita kenal dengan
tanggung jawab sosial, juga kepada tuhan .
d. Mewujudkan kemaslahatan, menurut
lmam As- Syathibi, kemaslahatan itu ada 3 katagori :
1. Kemaslahatan yang dlalruriiyat, yakni kemaslahatan yang menentukan kesejahteraan
hidup secara mendasa, baik hidup diakhirat maupun di dunia, jadi sifat primer.
2. Kemaslahatan yang tahsiniyaat, yakni kemaslahatan yang diperlukan dalam
kehidupan individu maupun masyarakat.
3. Kemaslahatan yang tahsiniyaat, yang merupakan faktor penyempurnaan dan
memperindah terhadap kemaslahatan-kemaslahatan terdahu bersifat tersier, tidak
mengakibatkan dampak yang fatal seandainya hal tersebut belum atau tidak
terwujud.
Menurut lmam Al-Ghazali,
ada 5 hal yang merupakan
masalah dlaruriyaat dalam hidup manusia ini, yaitu :
-
Agama (ad- diya )
-
Jiwa (an -nafs )
-
Akal (al -aqi )
-
Harta (al-maal )
-
Keturunan (al –nasl )
Dalam istilah kepustakaan
lslam, lima hal tersebut dikenal dengan “Al –diarariyaat al –khams:. Dan Al
–Ghozali menyatakan, bakwa segala ha yang
dapat menjamin eksistensi dan pelestarian lima macam dlaruriyat
tersebutu, dapat disebut juga sebagai “Maslahah (Konstruktif)” dan sebaliknya,
segala hal yang mengganggu eksistensi dan pelestariannya, dapat disebutkan
sebagai “Mafsadah (distruktif ).
B. KEDUDUKAN ANAK MENURUT
PANDANGAN ISLAM
Apabila “An –Nasl” atau keturunan
termasuk masalah dlaruriyat, maka dengan sendiriniya persoalan-persoalan yang
berkaitan dengan anak menjadi sangat penting dan bersifat dlaruri juga . Dan
lslam memandang anak dalam 3 dimensi (ukuran )yakni :
1.
Dimensi sosial ; Tujuan perkawinan dalam lslam antara
lain untuk melestarikan keturunan, anak merupakan bagian esensial dalam
kesejahteraan keluarga di samping istri/suami, harta dan lain sebagainyai.
Dalam hubungan ini ajaran agama lslam mengatur kewajiban orang tua dalam
mengatur anak, seperti memberi nama yang baik/indah, mengajari membaca Al –Qur’an,
memberi makanan yang halal dan bergizi, mendidik dengan baik, mengawinkan
apabila sudah dewasa.
2. Dimensi ekonomi dalam Al-Qur’an dianjurkan kita memiliki keprihatinan
terhadap keturunan kita, jagan sampai mereka menjadi generasi yang lemah secara
ekonomis, oleh karena itu kita harus mengatur penggunaan harta kekayaan kita secara tepat.
“dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan belakang kita mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka”. (An-Nisa’ :9)
Disisi lain
islam (Al-Qur’an ) melarang menghancurkan masa depan keturunan, dengan
alasan ekonomi yang sulit.
“ dan janganlah
kamu membunuh anak-anak kamu mereka
takut keiskinan.” (Al-An’am: 151)
Al-Ghozali dala kitab ilya’nya menyetujui
“azl” yaitu memutuskan seggama untuk menghindari pembunuhan dengan motif ekonomi atau beratnya beban kebutuhan membiayai anak
yang banyak.
3. Dimensi religi ( Agama ), keturunan
dapat menjadi salah satu jariyah, apabila anak tersebut menjadi anak yang saleh, do’a dan isti’gfar serta amal-amal baik keturunan kita dapat
mempengaruhi kekuatan amal kita, setelah
mati nanti.Dalam pandangan islam, keturunan yang berkualitas
(dzurriyatun thaibah) itu mencakup tiga hal: Kualitas fisik,Kualitas Akal dan,Kualitas modal.
C.MEMELIHARA
KELANGSUNGAN ANAK
Memelihar kelangsungan hidup anak mencakup
kewajiban merawat memberi kasih sayang, pengasuh dan pendidik anak-anak dengan
sebaik-baiknya diantara pesan-pesan agama islam dalam mas alah ini adalah:
Menjaga kesehatan anak
Memberikan kasih syang
Memberikan
pendidikan yang baik.
D. PENTINGNYA PENDIDIKAN
AGAMA DI MASA BALITA
Dari sabda Nabi SAW,tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan :
Bahwa semua anak dilahirkan dalam keadaan suci, tidak ternoda dan bersih,
besarnya arti pendidikan dan bimbingan, peran dan tanggung jawab orang tua
termasuk juga pendidik terhadap anak-anak.
Anak –anak itu merupakan salah satu asset
utama dalam cakrawala perjuangan kita, jika kita betul-betul menginginkan tetap
tegaknya kalimat ALLAH pada masa depan ummat manusia ini, sebab jika tidak demikian, maka perjuangan yang kita bina
sekarang hidup generasi kita sekarang ini saja, sedangkan selanjutnya kita akan
kehabisan penerus –penerus perjuangan tersebut dan berarti kematian Obor
ditengah perjalanan gelap yang masih sangat jauh.
Untuk itu penyuluhan agama
kepada anak-anak kita adalah suatu hal yang sangat mutlak, sejak mereka dapat
mengenali apasaja yang dapat meraka kenali, mereka yang masih suci itu harus kita
berikan sketsa dengan garis-garis tajam dengan warna –warna yang islami,
sehingga selanjutnya akan meawarni seluruh bagian lukisan jiwa mereka .
-
Pentingnya Pendidikan Untuk Anak –anak .
Abdurrahman lbnu Khaldun dalam
“Muqaddimah” nya mengatakan :”..... bahwa
memberikan pendidikan diwaktu kanak-kanak itu telah meresap dan akan menjadi
dasar dalam kehidupan selanjutnya , sebab hal pertama kali masuk kedalam
jiwanya itu akan merupakan landasan bpagi kemampuan serta keahlian dan
pergembangan dia selanjutnya akan banyak terpengaruh pada landasan tersebut.
Betapa pentingnya pendidikan bagi masa “Kanak-‘kanak
“ sudah menjadi perhatian serius bagi dunia pendidpikan sejak zaman dahulu,
baik dari kalangan ulama dan sarjana- sarjana muslim sendiri maupun dari dari
keluarga luar, hanya disini penulis sengaja tidak menyebutkan pendapat dan
pandangan pendidikan-pendidikan Barat diluar lslam, dalam hal ini sudah terlalu
banyak dikemukakan oleh orang lain, maka disini dikemukakan beberapa pandangan dan pendapat dari ulama –ulama lslam
sendiri .
Syaikh lbnu Jauzi dalam “At –Tibbur Rukhani”juga menyatakan:”..................Bahwa sebaik –baiknya
memberikan bimbingan adalah pada waktu anak masih kecil, Jjika anak itu sudah
besar mempunyai suatu macam tabiat dia akan berkembang menurut tabiat itu, dan
jika sudah biasa dalam keadaan demikian dia akan sukar di ubah ”.
Karena demikian, maka dalam waktu yang begitu penting memberikan bekas
bagi tiap –tiap jiwa anak –anak itu,jaganlah sampai kita lewatkan kesempatan
untuk menuangkan jiwa ke- lslaman padanya, sebab waktu yang begitu baik untuk
mengisi jiwa ke – lslaman tersebut tidak dapat dinanti ditambah dalam
kesempatan lain.
·
Pendidikan Agama di Taman
Kanak-kanak.
Para ulama dan srana islam telah mempunyai pendapat bahwa ajaran
agana islam yang sudah harus kita
berikan kepada anak-anak tersebut adalah terutama soal-soal adabul –lslam dan
al –Akhlaqul Fadhilah (kesopanan-kesopanan lslam dan budi yang luhur ) sesuai
dengan ajaran agama lslam yang dirintis oleh nabi Muhammad SAW sebab jika sejak
kecil anak-anak itu sudah dibebaskan mengamalkan sopan santun dan budi yang
luhur , maka jiwa anak tersebut akan
merupakan tanah yang subur untuk
ditanami benih-benih islam, dan selanjutnya ajaran-ajaran islam akan dapat
berkembang subur didalam jiwa anak-anak
tersebut.
Nabi Muhammad
SAW bersabda: “ sesungguhnya aku diutuskan didunia ini untuk menyempurnakan keluhuran budi”.
Muhyi Hilal sarham mengemukakan dan
membagi apa yang seharusnya diberikan kepada anak khususnya dalam soal kesopanan santunan dan
budi luhur ini, antara lain:
Kesopanan Jiwa Yang
meliputi semua kesopanan dan budi luhur yang dapat menjungjung tinggi martabat
manusia baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat.seperti sifat
benar (tidak suka dusta ), terpercaya,sabar, berani,(dalam berbuat benar),
murah hati, ramah, dapat menepati janjib, memunyai rasa malu ( untuk berbuat
yang tidak baik ) dan lain sebagainya.
Kesopanan Masyarakat
Yang
dimaksud dengan kesopanan bermasyarakat disini ialah yang mengenal tindak
tanduk , sikap dan perilaku seseorang yang ada hubungannya dengan orang lain
dalam kehidupan bersama sehari -hari .
Pemberian Teladan
Pemberian keteladanan ini banyak memberikan
kesan bagi jiwa anak- anak dan lebih banyak memberikan keberhasilan didalam
mendidik anak- anak ,sebab seperti yang kita maklumin, bahwa anak-anak itu suka
meniru, suka berlaku imitative, terutama kepada orang-orang yang dekat
dengannya, yang dalam hal ini tentunya para orang tua dan guru-gurunya.
Prof. Muhammad Qutub mengatakan di dalam
tulisannya yang berjudul “Mauhadju at –Tarbiyah al Islamiyah “bahwa “ ............... Memberi
teladan atau contoh dalam pendidikan adalah suatu cara yang terbaik dan
memudahkan memberi hasil yang baik dalam kehidupan anak-anak .
Muhyi Hilal
Sarhan juga mengatakan : “.................. Bila kita mengajar anak-anak itu
supaya berkata benar, berbudi luhur, terperjaya, maka kita sendiri harus yang
demikian, yakni harus berbuat benar ,, tidak bohong, tidak khianat , tidak dusta dan menipu; bila kita mengajar mereka
supaya bersopan santun, berbudi luhur, maka kita juga harus berlaku demikian , jika
tidak, maka ucapan- ucapan kita tidak
berharga sama sekali, kita harus berbuat dihadapan mereka sebagai teladan dan
panutan mereka’’.
- Dengan Nasehat dan Cerita
Cara ini memberikan
perbendaharaan yang sangat baik bagi anak –anak, untuk menanamkan budi dan
nilai yang luhur di dalam jiwa mereka, cerita yang dimaksud disini adalah
cerita yang baik-baik dan sesuai dengan keadaan mereka’’.
- Dengan Gambar/Lukisan
Anak-anak yang berumur antara 3-5 tahun pada
umumnya sangat suka mengamati gambar,
karena itu kegemaran mereka harus
digunakan sebaik mungkin untuk menanamkan rasa keagamaan kepada mereka,
tunjukkan kepada mereka dengan gambar-gambar yang ada hubungannya dengan kehidupan beragama dan
amaliyah-amaliyah keagamaan.
Dalam soal gambar dan lukisan seperti yang dimaksud tadi, kita merasakan sekali dengan rasa kecewa akan kekurangan-kerurangan yang menyolok,
kita jarang berjumpa dengan
gambar-gambar yang dapat menarik perhatian
anak-anak denan latar belakang mesjid, menara atau tokoh islam atau apa
saja yang ada hubungan dengan agama islam, karenanya kita perlu juga mempersiapkan gambar-gambar atau
lukisan-luksan yang diwarnai dengan jiwa ke islaman, terutama yang diperlukan
bagi anak-anak.
PERANAN KELUARGA DALAM PEMBINAAN MANUSIA MENURUT ISLAM.
Dalam ajaran
al-Qur’an Figur Rasullah dipandang sebagai “ manusia Teladan” dengan sendirinya
para Rasullah tersebut diakuai sebagai
berkualitas, manusia yang sedikitnya
mempunyai empat syarat yaitu:
- Siddiq,konsisten pada kebenaran,baik dalam ucapan, sikap maupun perilaku.
- Amanah, kejujuran, integritas moral, komitmen pada tugas dan kewajiban.
- Tabliqh, mempunyai kemampuan moralitas fisik, dan kepedulian sosial yang tinggi.
- Fathonah, kecerdasan penalaran, kesanggupan menangkap berbagai realitas dan fenomena yang didapati.
Nabi adam a.s sebagai khalifah tuhan dibumi yang pertama itupun disampig
kekuatan fisik, oleh Tuhan dibekali sejumlah pengetahuan yang luas, Nabi nuh a.s memiliki keahlian kontruksi, Nabi
Yusuf a.s mempunyai bakat kuat dalam agronomi, Nabi Daud a.s
mempunyai keahlian metalurgi, dan lain sebagainya, itu semua memberikan
gambaran, bahwa kualitas para Rasul itu bukan sekedar unggul dalam kehidupan
spitual, tetapi juga dalam keilmuan dan keahlian (skill)
_ PERANAN KELUARGA
Prof.Habib Mufti, dalam sebuah
tulisannya berjudul”The lslamic Journal”memulai tulisannya :
“ Diatas semua itu lslam
menghormati sangat pentingnya struktur keluarga sebagai dasar dan landasan bagi
dimulainya reformasi kemasyarakatan baik pada tataran mikro maupun makro. Nabi
Muhammad SAW memulai rencana besarnya menyangkut aturan tingkah laku didalam
keluarganya sendiri dan tetangga dekatnya.
Dalam hal ini fungsi atau
peranan keluarga sebagai pranata pendidikan, apa yang diamanatkan oleh
Undang-undang RI NO.2 Tahun 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional,yakni
keluarga berperan sebagai pranata :
1.
Yang memberikan keyakinan agama.
2.
Yang menanamkan nilai-nilai moral dan budaya.
3.
Yang memberikan teladan.
4.
Yang memberikan ketrampilan dasar.
“Kewajiban orang
tua terhadap anak-anaknya antara lain harus mengajari menuli,renang dan amanah
“ (H.R Imam Baihaqi )
Keluarga merupakan
tempat pendidikan pertama dan utama bagi seseorang dan orang tua sebagai
kuncinya, pendidikan dalam kelurga terutama berperan dalam pengembangan watak,
kepribadian, nilai-nilai keagamaan dan moral,serta ketrampilan sederhana .pendidikan dalam konteks ini
mempunyai arti pembudayaan,yaitu proses sosialisasi dan enkulturasi secara
berkelenjutan dengan tujuan untuk mengantar anak agar menjadi manusia yang
beriman,bertaqwa, berakhlak luhur, tanggu mandiri, kreatif , inovatif, ber-etos
kerja, setia kawan, peduli akan linkungan dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.Islam memandang anak dalam 3 dimensi
-
Dimensi Sosial
-
Dimensi Ekonomi
-
Dimensi Religi
(agama)
2. Pesan-pesan agama lsam dalam masalah memelihara
kelangsungan hidup anak sebagai berikut :
- Menjaga kesehatan anak
- Memberi kasih sayang
- Memberikan pendidikan yang baik
3. Peranan keluarga terhadap pendidikan agama bagi anak
sebagai pranata :
- Yang memberikan keyakinan agama
- Yang memberikan keyakinan
- Yang menanam nilai-nilai moral dan budaya
- Yang memberikan ketrampilan dasar
Sebagai penutup tulisan ini
yang sangat singkat dan sederhana ini,sekali lagi penulis tekankan bahwa jaya
tidaknya generasi muslim yang akan datang terletak pada tangan-tangan kita yang kini menyusun batu batanya memilih
segala macam ramuannya.
Suatu generasi akan jaga jika kecerdasan
otaknya dapat diimbangi dengan keluhuran budi dan kesucian batinnya dengan
pancaran- pancaran agama. Tetapi sebelum itu penulis kira harus memaklumi bahwa
hanya jiwa-jiwa yang berakhlak luhurlah yang dapat menjadi tempat tumbuhnya
ajaran-ajaran agama dengan subur.
Penulis juga menyarankan agar
anak-anak kita nantinya menjadi generasi yang berkualitas maka tanamilah kepada
mereka ilmu –ilmu agama.
DAFTAR PUSTAKA
Quraisy Shihab : ‘’Membumikan
AI-Qur’an”Bandun,1994
Muhammad Thollah Hasan ; Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia’’Penerbit
Lantabora,jakarta,2004
Muhammad Naquib,’’Konsep Pendidikan Dalam lslam’’,Bandung,1987
Al-Bukhari ,’’Pendidikan lslam di lndonesia, problem masa Apektif Masa
Depat’’,jakarta, 1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar